Sat 29 Mar 2014
Menyesal menjadi dosen..?
Posted by Yeni Herdiyeni under Agama , kuliah , yeni herdiyeni[8] Comments
Somewhere over the rainbow, 29 Maret 2014
Siang ini saya mendapat pesan email dari seorang mahasiswa saya. Sebutlah dia Anton.
Assalamu’alaikum buk yeni.. maaf mengganggu.. pikiran saya terbuka atas ibu yang paparkan minggu lalu.. tp, jujur saya memang kurang motivasi buk karna belum mengetahui passion saya kemana.. gairah saya masih kurang untuk melihat sesuatu karna masih takut-takut kedepannya gmn.. jd, klu boleh bertanya buk.. baiknya apa yg saya lakukan?? metode belajar yang bagaimana baiknya saya terapkan.. soalnya dengan adanya ikut berorganisasi cukup membuat saya lelah dan tidak cukup waktu lagi buat belajar.. terima kasih buk atas waktunya.
Anton adalah salah satu mahasiswa yang saya tegur ketika kuliah karena dia tidak melakukan aktifitas apapun pada saat mengikuti perkuliahan. Dia hanya duduk di kursi dengan tangan melipat di meja dan menatap ke depan tanpa terlihat sedikitpun dia menikmati kuliah. Setelah melihat kondisi tersebut, maka saya sempatkan untuk menjelaskan sedikit mengenai “forgetting curve” kepada mahasiswa. Agar mahasiswa bisa membaca secara detail, selesai kuliah, malam harinya saya menyempatkan menulis secara detail mengenai “forgetting curve“. Silahkan dibaca di sini.
Pada kesempatan yang lain, saat diskusi riset mingguan di lab bersama dengan mahasiswa saya, ada seorang mahasiswa yang menangis karena merasa “dipaksa” kuliah di jurusannya saat ini oleh orang tuanya. Dari keterpaksaan itulah akhirnya dia tidak sungguh-sungguh menjalani kuliahnya dan terpaksa harus mengulang mata kuliah lagi….. Sungguh saya sangat prihatin sekali mendengarkan ceritanya 🙁
Hmmm…Berawal dari kisah itulah saya ingin menyampaikan pengalaman saya melalui tulisan ini… Ketika saya SMA saya ingin sekali menjadi dokter. Oleh karena itu saya pun masuk jurusan Biologi, walau guru saya menyarankan saya masuk Fisika. Saya keukeuh dengan keinginan saya menjadi dokter.
Selepas SMA saya mendapat beasiswa PMDK (jalur masuk IPB tanpa tes) dengan jurusan Ilmu Komputer.. saat itu bingung, bagaimana dengan passion saya menjadi dokter?? Tetapi saat itu orang tua saya menasihati saya untuk mengambil saja PMDK itu dan dengan bijaksana orang tua saya mengatakan, tahun depan, kalau kamu masih penasaran kamu bisa coba tes UMPTN untuk kuliah kedokteran. Saat itu pun saya patuh dengan orang tua karena saya tidak ingin mengecewakan mereka. Bisa anda bayangkan ilmu komputer dan kedokteran dua dunia yang berbeda… tetapi saya mencoba menekuni dengan baik melalui belajar sebaik mungkin. Salah satu pelajaran yang diberikan orang tua saya yang selalu saya ingat adalah “Allah tidak membuat kejadian yang sia-sia, sekecil apapun kejadian itu...”. Dari pesan itu saya meyakini, apa yang terjadi pada saya pada saat itu dan kini, itulah cara Allah menunjukkan saya jalan yang terbaik…. Maka waktu itu saya pun tidak lagi terlalu memikirkan passion saya menjadi dokter.. saya jalani saja dengan cara terbaik saya…
Saat ini, saya menjadi seorang dosen.. Apakah saya menyesal menjadi dosen ?!! Tentu saja tidak… 🙂 Saya menikmati semua perjalanan hidup saya, termasuk juga menjalani pendidikan. Saat ini saya sudah menyelesaikan studi S3 dengan bidang yang sama. S1, S2, dan S3 saya Ilmu Komputer… Saya mendapatkan banyak sekali nikmat melalui perjalanan hidup saya ini. Alhamdulillah…:) Lalu kemanakah passion saya…?? Apa yang sudah saya kerjakan dengan ikhlas dan sungguh-sungguh, itulah passion saya..!!
8 Responses to “Menyesal menjadi dosen..?”
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.
March 29th, 2014 at 4:17 pm
Reblogged this on a simple words.
March 29th, 2014 at 5:51 pm
Iiisshhh Ibu…TOP BGT banget…saya salah satunya yg harus mengikuti keinginan orangtua dan mengorbankan passion sy…makin terbuka lagi ternyata ini…alhamdulillah jazakillahu khoiron..
Terimakasih banyak.. Love you
March 30th, 2014 at 5:08 am
terimakasih bu sudah “ngbentak” dan “maksa” ngerjain soal di dpan, dengan demikian sangat terlihat bahwa ibu mngajar dengan hati 🙂
March 30th, 2014 at 7:57 pm
hahahay…. cie… cie…cie… teteh… apa kabaar?
March 30th, 2014 at 8:00 pm
Hai… hehehe… alhamdullilah.. kamu baik2 ajah kan ? Udah gede si kecil?
March 31st, 2014 at 9:51 pm
Terima kasih Gibtha 🙂
April 14th, 2014 at 10:17 am
Simple namun maknanya dalam 🙂 banyak orang yang menyesali langkah hiduo tana berpikir banyak hikmah yang mereka dapatkan, semoga ini dapat membuka semua. Makasih bu Yeni 🙂
June 25th, 2014 at 5:10 pm
[…] seorang dosen.. 🙂 Seperti yang pernah saya sampaikan pada tulisan saya yang berjudul “Apakah saya menyesal menjadi dosen?” Walaupun tidak mudah untuk menempuh jenjang karir menjadi seorang dosen, dan begitu jauh jika […]